Saya terinspirasi untuk menulis mengenai penilaian orang mengenai kehidupan
seorang karyawan dibandingkan pengusaha atau wirausahawan. Beberapa saya baca tentang opini yang
berkembang mengenai kehidupan seorang karyawan yang dimana waktunya sangat
terbatas, dan juga merasa terpenjara dalam suatu sistem sehingga tidak bisa
leluasa dalam berbuat apapun, bahkan pagi berangkat pulang sore atau juga
hampir petang. Menjadikan opini bahwa
lebih baik menjadi wirausahawan dari pada karyawan. Perlu diketahui bahwa ketika kita sudah
mempunyai niat mencari nafkah untuk keluarga, pastinya bersungguh-sungguh dalam
menjalankannya dan penuh tanggung jawab.
Saya melihat suatu aktifitas di pasar Wage Purwokerto, pagi-pagi buta
sebelum subuh para pedagang sudah mempersiapkan dagangannya, terus apa bedanya
dengan karyawan, sama-sama terikat waktu kan, jadi memang bagi mereka yang
kurang sepakat mengenai kehidupan sebagai karyawan yang terkekang waktunya ya
bisa dinilai sendiri.
Bagi yang sudah bekerja jangan terpengaruh dengan hal-hal yang menurunkan
semangat dan produktifitas dalam bekarja.
Coba sekali-kali lihat lamaran pekerjaan dan form isian pada saat test
masuk ke perusahaan yang sedang anda nikmati.
Salah satu isinya saya perkirakan yaitu ”saya akan bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan potensi pada diri saya....”. Itu salah satu cuplikan isi form test masuk
sebagai karyawan.
Disatu sisi ketika tanggal 1 Mei yang dicanangkan sebagai hari buruh,
memang sebagai buruh menginginkan haknya, dilain pihak perusahaan juga
mempunyai haknya untuk mendapatkan apa yang diusahakan oleh karyawan.
Ketika anda sudah menjadi seorang karyawan, jangan mudah terpengaruh, dan
tegaslah dalam bersikap. Baca buku
motivasi dalam bekerja, yang niscaya akan membawa pengaruh positif dalam
pekerjaan sehari-hari. Semangat bekerja,
anak istri menanti dirumah dengan harapan dan senyuman.....
EmoticonEmoticon